INVESTASI
REKSADANA 2013
Istilah investasi saat
ini sudah tak asing lagi. Orang mulai belajar dan berpindah dari semula hanya
menabung bertahap ke jenjang yang lebih tinggi yaitu investasi.
Namun, jangan dilupakan
bahwa konsep investasi itu adalah menyisihkan sebagian dari dana kita untuk
dikelola dengan tujuan mendapatkan kenaikan imbal hasil di masa yang akan
datang, bukan memperoleh keuntungan fantastis dalam waktu singkat.
Jika melihat pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan yang terus mengalami kenaikan,
hal itu bisa menjadi salah satu pertimbangan investor untuk mencoba
berinvestasi di reksa dana.
Lihat saja, hingga
Februari 2013, IHSG sudah mengalami kenaikan sebesar 13% dan diprediksi bisa
meroket hingga 17% di akhir tahun 2013. Angka itu sudah lebih tinggi dari
kenaikan IHSG tahun 2012 yang mencapai 12,4%.
Untuk itu, coba kita
tilik progres jenis-jenis reksa dana apa saja yang memberikan imbal hasil
paling menggiurkan di tahun ini. Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada
mencoba memberi pandangan.
1. Reksa Dana Saham
Jika dilihat dari tingkat return dan risiko, reksa
dana saham memiliki peluang imbal hasil terbesar dari jenis reksa dana lainnya.
Trend 2013 ini memang milik reksa dana saham karena masih memberikan imbal
hasil yang lebih tinggi dari jenis reksa dana lainnya.
Reza memperkirakan, rata-rata imbal hasil reksa dana
saham di tahun ini bisa mencapai angka 20%-30%, bandingkan dengan bunga
deposito yang rata-rata hanya memberikan bunga 6% per tahun. Perkiraan return
tersebut, kata Reza, dengan asumsi pasar saham di tahun ini masih terus
membaik. Dia memprediksi pergerakan IHSG bisa menembus angka 5.000 hingga akhir
tahun 2013.
“Return reksa dana saham masih akan baik, tahun lalu
saja ada yang 50%, 60%, bahkan 78% per tahun, tapi balik lagi semuanya
tergantung pilihan sahamnya dan kemahiran manajer investasi dalam
mengelolanya,” cetusnya.
Namun, return tinggi pasti memiliki risiko tinggi. Hal
itu berbanding lurus dengan pergerakan harga saham. Jika harga saham naik, maka
return reksa dana pun akan mengikuti begitu pun sebaliknya, sementara
pergerakan saham, volatilitasnya sangat tinggi.
“Pilihan saham sangat mempengaruhi. Ketika harga saham
melonjak, return juga ikut naik, ini berpengaruh terhadap NAB. Manajer
investasi (fund manager) harus bisa mengelola dengan baik,” kata Reza.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Meskipun reksa dana pendapatan tetap masih menjadi
pilihan investasi di tahun ini, namun return atau imbal hasilnya masih lebih
rendah dari reksa dana jenis saham. Ini karena volatilitas di reksa dana
pendapatan tetap tidak terlalu tinggi karena reksa dana jenis ini merujuk pada
surat utang baik surat utang pemerintah maupun swasta.
“Sisi volatilitas reksa dana pendapatan tetap tidak
setinggi reksa dana saham,” ujar Reza.
Biasanya, reksa dana jenis ini digunakan investor sebagai saving. Artinya, reksa dana pendapatan tetap akan diburu investor jika pergerakan IHSG mengalami aksi profit taking atau aksi ambil untung yang menyebabkan banyak investor menarik dananya.
Biasanya, reksa dana jenis ini digunakan investor sebagai saving. Artinya, reksa dana pendapatan tetap akan diburu investor jika pergerakan IHSG mengalami aksi profit taking atau aksi ambil untung yang menyebabkan banyak investor menarik dananya.
“Orang biasanya kalau IHSG banyak aksi ambil untung
(profit taking) jadi takut. Nah, daripada uangnya ke mana-mana, lebih baik
mereka simpan di reksa dana tetap. Jadi, sambil nunggu koreksi IHSG,
dananya ditaruh di reksa dana tetap,” terangnya.
Untuk reksa dana ini, Reza memperkirakan bisa
menghasilkan return atau imbal hasil di kisaran 10%-15% di tahun ini.
Bandingkan dengan bunga deposito yang hanya 6% per tahun atau bahkan tabungan
biasa yang hanya kurang dari 5%.
3. Reksa Dana Pasar Uang
Sama halnya dengan reksa dana pendapatan tetap, reksa
dana pasar uang juga memiliki return atau imbal hasil yang lebih rendah dari
reksa dana saham. Hal itu terkait dengan tingkat volatilitas di pasar uang yang
tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan pasar saham.
Reza memperkirakan, return atau imbal hasil yang ditawarkan reksa dana pasar uang ini memang relatif kecil hanya 10%-12% per tahun karena produk ini ditempatkan di produk perbankan. Namun, imbal hasil reksa dana pasar uang ini masih lebih tinggi dari bunga deposito yang hanya ditawarkan di angka 6% per tahunnya.
Reza memperkirakan, return atau imbal hasil yang ditawarkan reksa dana pasar uang ini memang relatif kecil hanya 10%-12% per tahun karena produk ini ditempatkan di produk perbankan. Namun, imbal hasil reksa dana pasar uang ini masih lebih tinggi dari bunga deposito yang hanya ditawarkan di angka 6% per tahunnya.
“Reksa dana ini masuknya ke produk-produk perbankan
jadi imbal hasilnya tidak terlalu besar. Risikonya juga relatif lebih kecil,”
katanya.
4. Reksa Dana Campuran
Reksa Dana jenis ini diprediksi bisa memberikan return
atau imbal hasil yang moderat di kisaran angka 18%-20%. Ini juga masih lebih
menarik dari bunga deposito yang hanya 6% per tahun.
Reksa Dana campuran dinilai fleksibel karena
penempatannya bisa di 2 produk, yaitu saham dan obligasi. Investasi ini juga
dinilai menarik karena variatif. Investor bisa memilih porsinya apakah akan
lebih besar di saham atau obligasi.
“Ini fleksibel penempatannya, bisa 50:50 atau 60:40
antara saham dan obligasi. Ini menjadi pilihan menarik karena jika terjadi
kenaikan di pasar saham maka imbal hasil menjadi lebih tinggi namun jika pasar
saham sedang turun, ada return yang diperoleh dari porsi obligasi,” paparnya.
Nah, bagaimana pilihan investasi yang menarik untuk
investor semua dikembalikan kepada ketersediaan dana yang ada saat ini. Perlu
diingat, kata Reza, berinvestasi adalah menyisihkan sebagian dana untuk
dikelola manajer investasi dalam jangka panjang.
Hal penting lain, kenali dulu produk-produk investasi
sebelum berinvestasi, bandingkan imbal hasil yang ditawarkan dengan produk
sejenis, ketahui track record perusahaan, selidiki legalitas dan pengelolaan
perusahaan agar tidak tertipu dengan iming-iming imbal hasil yang menggiurkan. "Jangan lantas percaya begitu saja karena ditawarkan
imbal hasil yang tinggi, selidiki dulu,” kata Reza.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar