Jumat, 14 Maret 2014, tepat pertambahan usiaku. Tak ada
firasat apa pun sebelumnya. Niatnya hanya ingin makan di luar bersama
sahabatku, Fiki. Ya sekadar traktir makan kecil dan cari kado.
Scoopy cokelat tua meluncur dari rumahku di Cempaka Putih menuju
salah satu mal di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Rencana sih berangkat siang,
tapi karena banyak ‘gangguan’ teknis kayak pompa ban, pasang kaca spion, dan
cuci motor, akhirnya ba’da maghrib baru deh bisa jalan.
Nyampe mal. Biasalah cewek, lama muternya. Akhirnya jatuh
cinta pada kemeja biru tua dan kotak-kotak merah muda. Satu kado dari sahabatku kemeja biru tua,
satunya lagi dari kocek sendiri, hehehe.. Lumayanlah ya buat tambahan koleksi
kemejaku.
Cacing di perut rupanya mulai protes. Mampirlah di salah satu
restoran, masih di mal yang sama. Makan malam singkat selesai. Sekitar setengah
sembilan malam menuju parkiran, bersiap pulang.
Beberapa meter sebelum keluar parkiran, mampirlah sebentar ke
ruang ATM, ya sekadar mengisi isi dompet yang memang sudah tak nampak
lembarannya.
Rute dari mal itu menuju rumah memang mau tak mau harus melewati
Terminal dan Pasar Senen. Setengah kencang roda berputar, tiba-tiba sahabatku
menghentikan motornya dan mengeluarkan handphone
tepat di samping Terminal Senen. “Nyokap gue telepon, nanti ajalah diangkatnya,”
ujarnya.
‘Si Manis Upi,’ (begitu aku menyebut Scoopy-ku) kembali
meluncur, lumayan kencang karena agak lengang malam itu. Perjalanan mulus
hingga melewati kawasan Galur yang memang terkenal rawan kejahatan. Sampai akhirnya
melewati Polsek Cempaka Putih dan tepat
di depan jalur cepat Hotel Grand Cempaka, dari arah belakang dan sebelah kanan,
tiba-tiba sebuah motor (kayaknya sih Supra) dengan pengemudi laki-laki
berperawakan besar, sendiri, menggunakan helm dengan kecepatan tinggi dan secepat
kilat menyambar tas sophie martin warna hitam yang aku kempitkan di lengan
kanan. Posisi tas pun saya taruh di tengah-tengah antara punggung Fiki dan
dadaku, bukan di samping tangan.
Shock! Aku sempat menarik tas ku tapi sudah barang tentu,
tenaga aku tak ada apa-apanya dibanding si penjambret itu. Lengan kanan sedikit
terkilir dan memerah menahan tarikan tas, sementara sahabat saya, Fiki, kaki
sebelah kanan berdarah menahan keseimbangan motor yang sempet oleng. Untung tak
ambruk, pikir kami.
“Jambret.. Jambret.. Jambret..” Tak ada yang peduli. Kejar-kejaran
sempat terjadi hingga perempatan Galur. Tapi sayang, seokan motor si penjambret
bikin kita kehilangan jejak. Rupanya sahabat saya ini belum selihai Valentino
Rossi di atas aspal.
Kehilangan arah. Kita pun putar balik menuju kantor polisi
terdekat. Tak ada pengharapan apa pun di kantor yang katanya pelayan masyarakat
itu. Tapi setidaknya kita bisa dapat selembar kertas untuk mengurus dokumen
atau barang-barang kita yang hilang.
“Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa hari
ini, Sabtu, 15 Maret 2014, pukul 21.39 WIB telah datang melapor ke Polsek
Cempaka Putih mengaku kehilangan barang: tas sophie martin warna hitam, dompet
warna hijau dan cokelat, KTP DKI, NPWP, ATM
BCA, Mega, Danamon, BNI (Alhamdulillah semua ada isinya), power bank, STNK,
SIM, Blackberry Javelin, dan uang tunai sekitar Rp 3,3 juta.”
Yaahh.. Itulah setidaknya yang ada di dalam tas warna hitam
itu. Semuanya ludes! Aku dan sahabatku hanya terduduk lemas dan pasrah. Nampak bodoh karena tak ada perlawanan sama sekali. Laporan
di kantor polisi pun hanya catatan di atas kertas.
Ternyata, kado ulang tahun terindah tahun ini bukan kemeja
biru tua dari sahabatku atau pun jam tangan casio putih dari adikku. Tapi, sekejap
pengalaman yang ‘merenggut’ semua isi jerih payah kami sebagai buruh tinta.
Pelajaran yang perlu diambil:
-Jangan pernah menaruh uang kas berlebih di dalam dompet atau
tas. Cukup bawa seadanya.
-Untuk cewek, jangan pernah berkendara motor di malam hari di
daerah rawan
-Jangan sekali-kali berhenti di tengah jalan dan mengeluarkan
benda berharga sekalipun hanya untuk mengangkat telepon
-Hindari menarik uang di ATM pinggir jalan, rawan pengintaian
-Sebisa mungkin pakailah tas ransel jika berkendara motor,
meskipun tas cewek dikempit tetap mudah untuk diambil secara paksa
Semoga Allah menggantinya dengan yang lebih baik dan berkah,
amin..
_sangdewi_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar